Puisi Terkenal Wang Zhihuan – Memanjat Menara Bangau (登鹳雀楼 deng guan que lou)

Spread the love

Puisi Terkenal Wang Zhihuan - Memanjat Menara Banga (登鹳雀楼)

Wang Zhihuan (Hanzi: 王之涣, Pinyin: Wáng Zhīhuàn) hidup antara 688–742, adalah seorang penyair dari era Kaiyuan pada masa Kaisar Xuanzong dari Tang.

Dia lahir di Jin Yang, dekat Taiyuan, ibu kota provinsi Shanxi.

Wang Zhihuan pintar dan bersemangat untuk belajar ketika masih muda, dan menguasai karya klasik sebelum usia tiga puluhan dan menjadi penyair terkenal pada masa kejayaan Dinasti Tang.

Dia bergaul dengan penyair Gao Shi dan Wang Changling dan banyak dari puisinya dibuat menjadi lagu oleh musisi, yang membuatnya terkenal dan berpengaruh.

Dia terkenal dengan karyanya yang berjudul Memanjat Menara Bangau / Deng Guanquelou (Hanzi: 登鹳雀楼, Pinyin: Dēng guàn què lóu).

登鹳雀楼
dēng guàn què lóu
Memanjat menara bangau

白日依山尽
bái rì yī shān jǐn
Matahari berada di ujung gunung

黄河入海流
huánghé rù hǎiliú
Sungai Kuning mengalir ke laut

一穷千里目
yī qióng qiānlǐ mù
Anda dapat menikmati pemandangan yang lebih megah

更上一城楼
gèng shàng yī chénglóu
Dengan memanjat lebih tinggi

Note:
Menara Bangau dibangun oleh Yuwen Hu di Dinasti Zhou Utara, terletak di Gaofu di tengah Sungai Kuning di barat daya Prefektur Hezhong (sekarang pemerintah Kota Puzhou, Kota Yongji, Shanxi).

Saat itu, karena burung bangau hidup di atasnya, maka bangunan itu diberi nama Menara Bangau.

Bangunan ini memiliki tiga lantai, dapat menghadap ke Gunung Zhongtiao dan menghadap ke Sungai Kuning di bawahnya, merupakan resor untuk dikunjungi oleh orang-orang Tang.

Arti Puisi Memanjat Menara Bangau – 登鹳雀楼

Berikut adalah arti dari setiap kalimat dalam puisi ini.

Kalimat pertama menulis apa yang bisa Anda lihat dari kejauhan.

Matahari merah tenggelam ke arah pegunungan yang bergulung di depan gedung, dan perlahan menghilang di ujung bidang penglihatan.

Di kalimat kedua, tertulis Sungai Kuning mengalir di depan gedung, dikelilingi ombak putih, berpacu ke selatan, lalu berbelok ke timur di kejauhan, dan mengalir ke laut.

Kalimat ketiga dan keempat terutama menggambarkan persepsi subyektif penyair.

Jika Anda ingin melihat jauh, Anda harus berdiri tegak, berwawasan luas, dan penuh filosofi.

Di permukaan, puisi ini adalah tentang melihat pemandangan dari sebuah menara.

Namun, ini mengungkapkan filosofi bahwa hanya dengan berdiri tegak dan memiliki semangat membara, maka Anda dapat melihat jauh.

Puisi ini adalah mahakarya yang telah dibacakan selama berabad-abad.


Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five × 3 =