Kenapa Hidangan Ikan Menjadi Simbol Rezeki
Dalam budaya Tionghoa, hidangan ikan hampir selalu hadir di momen penting, terutama saat Tahun Baru Imlek. Alasannya bukan sekadar karena ikan itu enak atau sehat. Hidangan ikan membawa makna yang jelas: rezeki yang terus mengalir dan tidak habis-habis.
Kenapa bisa begitu?
Permainan Kata yang Mengandung Doa
Kata ikan dalam bahasa Mandarin adalah yú (鱼). Pengucapannya sama dengan yú (余) yang berarti lebih, sisa, berkelimpahan.
Dari sini lahir ungkapan klasik:
Nián nián yǒu yú (年年有余)
“Setiap tahun ada lebihnya.”
Jadi menyajikan hidangan ikan saat perayaan adalah doa agar setiap tahun selalu ada kelebihan, bukan pas-pasan.
Tidak Dihabiskan sebagai Simbol Cadangan
Dalam banyak keluarga, hidangan ikan sengaja disisakan. Tidak boleh habis.
Maknanya sederhana dan logis:
Hari ini masih ada rezeki tersimpan, besok juga harus ada.
Ini mengajarkan kebiasaan finansial yang sehat: selalu punya cadangan untuk masa depan.
Aliran Rezeki dalam Filosofi Kehidupan
Ikan hidup di air yang terus mengalir. Simbolnya jelas: Rezeki diharapkan mengalir tanpa putus.
Makna lain yang melekat pada hidangan ikan:
– Kelincahan menghadapi perubahan
– Kemampuan bertahan
– Kehidupan yang terus bergerak maju
Filosofi yang membumi, karena datang dari pengalaman sehari-hari.
Tetap Relevan di Dunia Modern
Meski tradisi ini sudah ribuan tahun, maknanya tidak usang. Semua orang ingin hidup yang aman dan cukup. Hidangan ikan saat Tahun Baru mengingatkan bahwa kita mengejar kemakmuran yang stabil, bukan gaya hidup yang memaksakan diri.
Dan sebagai bonus: ikan itu sehat. Simbolnya baik, makanannya juga baik.
Kesimpulan
Hidangan ikan menjadi simbol rezeki karena:
– Bunyi kata yang berarti kelimpahan,
– Tradisi menyisakan sebagian,
– Dan filosofi aliran rezeki yang terus berjalan.
Saat hidangan ikan disajikan di meja keluarga, itu bukan sekadar makan bersama.
Itu pesan untuk semua orang di rumah:
Semoga rezeki kita tidak putus dan selalu ada lebihnya.
