Sekilas Budaya Tionghoa : Kacang Jangan Lupa Kulit

Spread the love

Sekilas Budaya Tionghoa : Kacang Jangan Lupa Kulit

Makin maju budaya satu kelompok, makin maju pula peradaban dari kelompok tersebut, dari budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang satu kelompok masyarakat, bisa dilihat bagaimana tingkat peradaban dan perkembangan kelompok masyarakat tersebut pada masa lalu dan juga masa sekarang ini. Kebudayaan yang ada sekarang ini merupakan ciptaan dan peninggalan nenek moyang masa lalu, dengan demikian, sebenarnya masa sekarangpun kita bisa dan harus menciptakan budaya yang nantinya akan merupakan peninggalan kita untuk anak cucu kita.

Satu budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang, belum tentu bisa diterima dan bertahan serta dikembangkan oleh generasi berikutnya.

Dan seandainya budaya itu bisa bertahan, ini menunjukkan bahwa budaya tersebut mempunyai nilai-nilai positif dan diterima oleh generasi berikutnya, bahkan budaya tersebut dinilai positif oleh kelompok masyarakat lain dan mungkin bahkan diadopsi atau ditiru oleh kelompok masyarakat lain.

Dan bila budaya itu ditinggalkan oleh generasi penerus, ada kemungkinan budaya tersebut kurang atau bahkan tidak bermanfaat, kurang atau tidak relevan lagi dengan jaman yang ada. Sehingga sebagai pemikir atau tokoh-tokoh yang dipandang oleh masyarakat harus bisa memilah dan memilih, kemudian membuat perubahan dan pembaruan dalam melestarikan budaya yang ada.

Seperti musik oriental yang berisi alat-alat musik tradisional yang mempunyai sejarah ribuan tahun dan yang begitu mengagumkan, serta mempunyai suara yang merdu, sangat disayangkan makin hari makin ditinggalkan oleh generasi penerus, dianggap kuno, ketinggalan jaman………

Mungkin inilah saatnya para pemusik oriental membuat inovasi baru supaya musik oriental menjadi disukai oleh generasi penerus.

Demikian juga dengan acara dan upacara agama yang telah lama diturunkan dari generasi ke generasi, para pemuka dan tokoh agama seharusnya memperhatikan dan melihat mana yang harus diteruskan dan mana yang harus ditinggalkan atau dirubah / diperbarui. Jangan sampai generasi berikutnya meninggalkan semua itu dan bahkan mencemohkan generasi diatas mereka………

Apalagi dalam hal keagamaan, umat haruslah dicerdaskan, bukan pembodohan…..

Banyak budaya yang diwariskan nenek moyang mengandung makna-makna yang tersembunyi dan memberikan pengajaran pada generasi penerusnya, ini seperti kata-kata Laozi yang berbunyi “行不言之教” (xing bu yan zhi jiao) yang kira-kira artinya “memberi pengajaran tanpa bahasa”. Beberapa contoh budaya misalnya pemberian angpao, ini menunjukkan sifat kebaikan dari memberi. Dan memberikan pelajaran pada yang muda untuk nantinya bersifat pemberi/dermawan.

Kemudian juga simbolisme hewan ataupun benda-benda, dan kata-kata mutiara yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, selama ribuan tahun, sebenarnya adalah merupakan cara untuk motivasi positif. Dengan menempelkan tulisan 福 (Fu) dirumah, akan memberikan nuansa mendapatkan rejeki pada pemilik rumah tersebut dan disini diharapkan hati/perasaan pemilik rumah menjadi lebih positif.

Banyak juga budaya yang bertujuan agar generasi penerus tidak melupakan sejarah dan selalu mengingat siapa sebenarnya nenek moyang dan dari mana mereka berasal.

Meskipun kadang satu budaya hanya dalam bentuk kuliner/makanan, budaya tersebut bisa memberikan makna dalam kehidupan misalnya menyemarakkan kehidupan, kumpul keluarga, mengingat sejarah, saling memberi dll……

Bahkan melalui kata-kata bijak pun telah diingatkan …. Janganlah kita menjadi ”kacang melupakan kulit” ……

Sumber: Unknown


Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 × one =